Padang Padang Inn juga merupakan salah satu hotel kelas melati yang terletak di daerah Pecatu di pulau selatan Bali. Perjalanan ke hotel dapat dicapai dalam sekitar 40 menit sampai satu jam dari Bandara Ngurah Rai. Hotel ini cukup jauh dari pusat kota mereka Bali (Denpasar), tetapi itu tidak berarti bahwa hotel berada di daerah pedalaman. Daerah Pecatu merupakan salah satu daerah segar yang Bali. Sekitar Pecatu juga ada beberapa tempat objek bahwa orang-orang yang datang ke Bali tidak ingin melewatkannya. Jadi itu berarti, hotel ini tidak benar-benar baik karena jauh dari kota, tetapi memberikan layanan yang kami akan ingin menginap seperti di rumah kami. Tempat ini juga sangat cocok untuk orang yang menyukai tempat tenang. Karena Pecatu, di mana hotel ini terletak tenang dan ramah dengan orang-orang.
Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, memiliki banyak tempat suci yang dilengkapi ritus-ritus purba. Sebut, misalkan, Pura Penataran Sasih, Pura Kebo Edan, atau Pura Pusering Jagat. Di antara situs-situs tua itulah berdiri Pura Pangukur-ukuran. Lokasinya di Desa Pakraman Sawagunung, Desa Pejeng Kelod. Pura ini mudah dicapai dengan semua jenis I kendaraan dan dapat dicapai melalui 3 jalur yaitu : dari selatan melalui belokan Dusun Wanayu terus ke Pejeng Klod ke utara. Dari Desa Pejeng ke timur dan dari utara yaitu melalui Dusun/Br. Mancawarna Desa Sanding ke selatan. Jarak dari Denpasar ± 30 Km dan dari Gianyar ± 11 Km. Beragam kisah dapat dicermati dari keberadaan pura di tepi Tukad Pakerisan ini. Mulai dari jenis palinggih (bangunan suci) hingga tinggalan purbakala yang tersimpan di dalamnya.
Sejarah pura pengukuran Tradisi lisan di Pejeng dan sekitarnya menyebutkan, pura berluas 2 ha ini konon menjadi tempat para raja Bali Kuno mengukur tanah Bali. Termasuk mencari tempat yang cocok buat membangun pura pusat. Kemudian dari Pura Manik Corong, di Desa Pejeng, membidik daerah yang cocok dibangun Pura Basukian. Ada perkira-kiraan semula sang raja hendak membangun Pura Basukian (Besakih) di sebelah utara areal Pura Pangukur-ukuran. Di lokasi ini hingga kini ada peninggalan berupa tanah lapang berdasar batu padas seluas 150 m2. Konon setelah melalui berbagai pertimbangan, di antaranya lokasi pura terlalu di tengah, kurang menunjuk arah timur laut, keinginan membangun Pura Basukian di areal Pura Pangukur-ukuran pun tak dilanjutkan. Kawasan pinggang Gunung Agung (kini bernama Desa Besakih), menjadi pilihan membangun Pura Basukian. “Itu sebab antara Pangukur-ukuran dengan Manik Corong memiliki hubungan erat,” kisah Jero Mangku Dewa Gede Rauh, Pamangku Pamucuk Pura Pangukur-ukuran.
Selain dengan Pura Manik Corong, Pura Pangkur-ukuran juga bertalian dengan Pura Tirta Mangening, Pura Gunung Kawi, dan pura lain di sepanjang Tukad Pakerisan. Hubungan terjadi tak lepas dari berbagai peninggalan yang ada. Sumber air yang melewati Tukad Pakerisan juga berasal dari Tirta Mangening di hulunya. Pura ini juga terkait dengan Pura Samuan Tiga, di Banjar Marga Bingung, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh. Konon usai para raja menentukan lokasi pembangunan Pura Basukian dan Pura Pusering Tasik, semua raja akhirnya berkumpul di Pura Samuan Tiga, merembugkan rencana menata Bali secara utuh dan menyeluruh.
Ada mitos di dalam masyarakat Gianyar bahwa pusat dunia berada d Desa Pejeng, Gianyar, maka dengan cekatan mereka akan mengatakan bahwa di Pura Pusering Jagat lah tempatnya. Bagi mereka di Pura Pusering Jagat lah awal mula kehidupan dan peradaban dunia. Keyakinan itu kemungkinan besar karena Pusering Jagat memang berarti pusat semesta
Di masyarakat bali yg dominan beragama Hindu mereka percaya bahwa setiap Pura Atau tempat suci mempunyai perannya sendiri sendiri.khusus untuk Pura Pusering Jagat memang merupakan pura penting di Bali. Pura ini termasuk satu dari enam pura kahyangan jagat yang berposisi di tengah-tengah. Dalam kosmologi Hindu, tengah adalah sthana (tempat bersemayam) Dewa Siwa.
Baca selengkapnya »
Setara dengan Zaman Dongson di Negeri Cina Pura Penataran Sasih merupakan salah satu pura yang memiliki jejak sejarah yang sangat panjang. Pura kahyangan jagat yang terletak di Banjar Intaran, Desa Pejeng, Tampaksiring, Gianyar ini juga lebih banyak diketahui dari berbagai mitos yang ada. Salah satunya adalah ''bulan Pejeng'' di Pura Penataran Sasih. Nekara perunggu berukuran 186,5 cm ini ada yang dikaitkan dengan Kebo Iwa, seorang Mahapatih Kerajaan Bali Kuno sebagai subang (anting-anting), yang konon dikalahkan oleh Gajah Mada dengan taktik licik guna menguasai Bali. Selain itu, keberadaan nekara perunggu tersebut dikaitkan dengan mitos keberadaan ''bulan Pejeng'' tersebut dengan kisah kencing maling meguna.
Baca selengkapnya »
Pura ini terletak hanya beberapa meter di sebelah utara Patung Arjuna Bertapa. Secara administratif Pura Kebo Edan berada di wilayah Dusun Intaran, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, tepatnya perbatasan antara dua desa yaitu desa Bedulu dan desa Pejeng. Jarak dari Kota Gianyar ke lokasi kurang lebih 5 km, jarak dari lokasi ke kota Denpasar kurang lebih 26 km. Pura ini sangat mudah dikenali karena berdekatan dengan Kantor Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Bali. Lokasi sekitar pura terdiri atas areal persawahan dan pemukiman penduduk desa Pejeng (dusun Intaran). Di bagian selatan dan barat komplek Pura Kebo Edan terdapat selokan (saluran air sawah) dan persawahan subak Bedulu. Di bagian utara pura terdapat areal persawahan subak pegending. Bagian timur dibatasi oleh jalan raya (jalan aspal) dan perumahan penduduk. Dari jalan raya kita dapat menjangkau pura dengan berjalan kaki kurang lebih 50 meter kearah barat, maka akan tiba di pelataran.
Baca selengkapnya »
Anda pasti mengetahui bahwa di bali ini disebut juga sebagai pulau seribu pura asal usulnya adalah karena di bali ini hampir dari ujung timur sampai barat dan sebaliknya dari utara sampai selatan berjejer pura – pura itu disebabkan karena kepercayaan masyarakat di bali ini akan percaya bahwa Tuhan atau sering dikenal oleh masyarakat Bali Ida Sang Hyang Widhi itu berada dimana - mana. Hampir dipelosok – pelosok pulau Bali ditemukan sebuah pura. Tepatnya daerah Tampaksiring terdapat pura yang letaknya sangat berdekatan dengan pura Tirta Empul. Nama Pura ini adalah Pura Candi mengening. Tampaksiring terletak di daerah Gianyar sebelah timur Denpasar dari airport ngurah rai bisa di tempuh melalui darat kurang lebih satu setengah jam, ada punasal usul kenapa bisa disebut Pura Candi Mengening karena di dalam pura tersebut terdapat sebuah pura dengan diatas nya terdapat candi yang cukup besar.
Baca selengkapnya »
Rumah makan Manuk raya ini terletak pada saat anda memasuki areal Tirta Empul Tampak Siring. Rumah makan Manuk raya ini menyediakan berbagai makanan dan minuman yang sangat menarik. Rumah makan Manuk raya ini jg mempunyai tempat yang sangat strategis karena café ini berada tepat didalam object Tirta Empul Tampak siring tersebut. Jadi anda dapat melihat panorama keindahan object tersebut secara menyuluruh anda juga bisa berfoto-foto disana untuk menunggu pesanan makanan datang. Oleh karena tempatnya banyak terdapat banyak kolam yang berisi ikan koki membuat tempat ini menjadi sangat tenang oleh kucuran air yang jatuh dari atas bukit. Rumah makan manuk raya sangat dekat dengan tempat melukat karena disana tempat persinggahan jika anda merasa lapar pada saat selesai melakukan pemelukatan. Disana menyediakan berbagai macam makanan yang menarik yang bisa membuat anda kenyang, juga terdapat kios – kios yang menyediakan barang yang menarik untuk anda.
Baca selengkapnya »
Goa Gajah merupakan salah satu object wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi, karena disamping berekrerasi kita juga dapat melihat peninggalan-peninggalan sejarah yang harusnya kita ketahui. Goa Gajah disebut juga pura karena konon merupakan tempat pertapaan dan sebagai tempat memuja dewa Siwa dan Buddha. Di goa gajah kita dapat menemukan sebuah Goa yang gapuranya bermotifkan kepala gajah. Bentuk dari goa seperti huruf “T”, dimana kita disana dapat melihat adanya tiga peninggalan didalamnya yaitu arca kepala untuk memuja ratu kompiang (berada di sebelah tengah), dan arca Ganesha berada di sebelah kiri goa diyakini sebagai sumber pengetahuan, serta di sebelah kanan goa terdapat trilingga. Sebelum kita menemui peninggalan – peninggalan tersebut, kita akan terlebih dahulu kita akan menemui tempat – tempat pertapaan di dinding goa dan menurut tulisan yang terdapat di sebelah timur goa bahwa goa gajah didirikan pada abad 11.
Baca selengkapnya »