Senin, 13 Juni 2011 di 09.53 Diposting oleh Jaya'x 0 Comments




Bangunan tersebut terletak di Desa Bedulu, Gianyar, yang telah berdiri sejak masa-masa prasejarah. Hakekatnya, pura ini berfungsi sebagai salah satu media pemujaan kepada kekuatan alam dan nenek moyang.Dalam Lontar (kitab Suci Weda) Tatwa Siwa Purana dalam lembar 11 menyebutkan, “Dan lagi semasa pemerintahan beliau Prabu Candrasangka (Candrabhayasingha Warmadewa) membangun pura, antara lain Penataran Sasih dan Samuan Tiga.” Pada saat-saat tertentu diadakan upacara-upacara ritual di Pura Samuan Tig Masa Bali awal (abad 8 – 10 M) kehidupan beragama Hindu masih dalam kondisi terfragmentasi dan terjadinya pemujaan pada ista-dewata sebagai awal perkembangan sekte-sekte dalam agama Hindu. Goris menyatakan ada Sembilan sekte yang pernah berkembang di Bali yaitu Siwa Sidhanta, Pasupata, Bhairawa, waisnawa, Bodha, Brahma, resi, Sora dan Ganapatya.

Sejarah singkat pura samuantiga, berdasarkan sumber – sumber local seperti Tatwa Siwa Purana, Samuantiga dibangun sejaman dengan Tirta empul (962 M). Lontar Kutara Kanda Dewa Purana Bangsul menyebutkan Samuantiga sebagai tempat pertemuan tokoh – tokoh agama. Babad pasek juga menyebutkan bahwa pada masa pemerintahan Gunapriya Dharmapatni dan udayana diselenggarakan pertemuan tokohagama Siwa, Buddha, dan Baliaga.
Dapat disimpulkan bahwa Samuantiga adalah sebagai pura Penataran pada masa pemerintahan Sri Candrabhayasingha Warmadewa (962 M), dijadikan tempat pertemuan tokoh agama Siwa, Buddha dan Baliaga sehingga menghasilkan konsepsi pemujaan terhadap Tri Murti melalui terbentuknya Desa Pakraman dengan kahyangan Tiga-Nya. Dengan demikian tidak berlebihan bila dikatakan bahwa Pura Samuan Tiga adalah kawitan atau cikal bakal terbentuknya Desa Pakraman di Bali
Memahami sejarah Samuan tiga minimal akan dapat dijadikan acuan dalam kehidupan beragama dewasa ini. Samuan tiga pada masa bali kuno adalah satu bukti kemampuan nenek moyang kita mereformasi tradisi yang sudah berkembang, secara damai dan musyawarah. Tradisi luhur itu dapat dijadikan pegangan dalam perbedaan dan dinamika kehidupan beragama di Bali. Prinsip kebebasan, perbedaan dan persaudaraan yang telah tercermin dalam kata Samuan Tiga perlu dipupuk terus dalam era globalisasi sekarang ini.
Sebagai tempat suci, Samuan tiga mengingat setiap orang tentang peristiwa penting penyatuan  perbedaan keyakinan (sekte – Sekte) menjadi konsepsi pemujaan Tri Murti. Secara filosofi Samuan Tiga mengandung makna keseimbangan yaitu penyatuan ketiga unsur dari ajaran agama Hindu : Tri Murti, Tri Kaya, Tri Kona, Tri Semaya dan lain-lainnya
Perihal pelaksanaan upacara di Pura Samuan Tiga, dalam lontar Tatwa Siwa Purana, khususnya lembar 11 yang berkaitan dengan penyebutan Pura Samuan Tiga, antara lain disebutkan :
“……. Samalih sapamadeg idane prabu Candrasangka mangwangun pura saluwire: Penataran sasih, Samuan tiga, hilen – hilen rikala aci, nampyog nganten, siyat sampian, sanghyang jaran nglamuk beha, mapalengkungan siyat pajeng, pendet, hana bale pgat, pgat leteh”.
Artinya:
“……. Dan lagi semasa pemerintahan beliau prabu Candrasangka, membangun pura antara lain: penataran sasih, Samuan Tiga, tari – tarian di saat upacara, nampyog nganten, siyat sampian, sanghyang jaran menginjak bara, mapalengkunan perang paying, pendet dan ada bale pegat, menghapus ketidak sucian”.
Dari uraian lontar Tatwa Siwa Purana itu disebutkan bahwa pura Samuan Tiga / Saman Tiga dibangun pada masa pemerintahan raja Candrasangka. Penulisan lontar Tatwa Siwa Purana dan lontar – lontar lainnya ini mungkin sebagai upaya penulisan kembali berbagai tradisi kepercayaan sejarah local dan hal – hal lainnya termasuk masih berlangsungnya tradisi awal.
Dari uraian lontar Tatwa Siwa Purana itu disebutkan bahwa Pura Samuantiga/Samantiga dibangun pada masa pemerintahan raja Candrasangka. Penulisan lontar Tatwa Siwa Purana dan lontar – lontar lainnya ini mungkin sebagai upaya penulisan kembali berbagai tradisi kepercayaan sejarah local dan hal – hal lainnya termasuk masih berlangsungnya tradisi awal.  

0 Responses so far.

Posting Komentar