Jumat, 17 Juni 2011 di 07.04 Diposting oleh Jaya'x 1 Comment

Ada mitos di dalam masyarakat Gianyar bahwa pusat dunia berada d Desa Pejeng, Gianyar, maka dengan cekatan mereka akan mengatakan bahwa di Pura Pusering Jagat lah tempatnya. Bagi mereka di Pura Pusering Jagat lah awal mula kehidupan dan peradaban dunia. Keyakinan itu kemungkinan besar karena Pusering Jagat memang berarti pusat semesta
Di masyarakat bali yg dominan beragama Hindu mereka percaya bahwa setiap Pura Atau tempat suci mempunyai perannya sendiri sendiri.khusus untuk Pura Pusering Jagat memang merupakan pura penting di Bali. Pura ini termasuk satu dari enam pura kahyangan jagat yang berposisi di tengah-tengah. Dalam kosmologi Hindu, tengah adalah sthana (tempat bersemayam) Dewa Siwa.



Pura Pusering Jagat terletak di desa Pejeng yang di masa lampau merupakan pusat Kerajaan Bali Kuno. Banyak yang menduga bahwa kata pejeng berasal dari kata pajeng yang berarti payung. Dari desa inilah raja-raja Bali Kuna memayungi rakyatnya. Namun, ada juga yang menduga kata pejeng berasal dari kata pajang (bahasa Jawa Kuna) yang berarti sinar. Diyakini, dari sinilah sinar kecemerlangan dipancarkan ke seluruh jagat.
Pure Pusering jagat biasanya rame pada saat odalan atau yg di sebut hari besarnya yang biasanya jatuh pada hari anggarkasih medangsia. Pada saat itu akan diramaikan oleh warga sekitar dan dari penjuru desa akan datang kesini untung bersembahyang. Sebelum juga melakukan hari besar ada juga kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan kegiatan tersebut. seperti metajen tajen disini bukan artian berjudi tapi tajen disini mengartikan suatu persembahan yang di tujukan kepada dewa – dewa yang ber singasana di pura ini. Di pura tersebut juga dibuat sebuah tempat untuk melakukan kegiatan tersebut. di pura tersebut mempunyai halaman yang sangat luas yang memungkinkan semua umat hindu bersembahyang disana.  Dalam lontar-lontar kuna, Pura Pusering Jagat juga dikenal sebagai Pura Pusering Tasik atau pusatnya lautan. Penamaan itu akan mengingatkan masyarakat Hindu kepada cerita Adi Parwa yang mengisahkan perjuangan para dewa dalam mencari tirtha amertha (air kehidupan) di tengah lautan Ksirarnawa.
Di pura ini terdapat arca-arca yang menunjukkan bahwa pura ini adalah tempat pemujaan Siwa seperti arca Ganesha (putra Siwa), Durga (sakti Siwa), juga arca-arca Bhairawa. Ada juga arca berbentuk kelamin laki-laki (purusa) dan perempuan (pradana). Dalam ajaran Hindu, Purusa dan Pradana ini adalah ciptaan Tuhan yang pertama. Purusa adalah benih-benih kejiwaan, sedangkan Pradana benih-benih kebendaan. Pertemuan Purusa dan Pradana inilah melahirkan kehidupan dan harmoni.
Di pura ini juga terdapat peninggalan kuno berbentuk bejana yang disebut sangku sudamala yang melambangkan limpahan air suci untuk kehidupan. Di dalam sangku sudamala ini terdapat gambar yang menandakan angka tahun Saka 1251.

1 Response so far.

  1. Anonim says:

    walaupun kalimatnya amburadul tapi ulasannya sangat menarik. salutt

Posting Komentar