Jumat, 17 Juni 2011 di 06.38 Diposting oleh Jaya'x 0 Comments

Pura ini terletak hanya beberapa meter di sebelah utara Patung Arjuna Bertapa. Secara administratif Pura Kebo Edan berada di wilayah Dusun Intaran, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, tepatnya perbatasan antara dua desa yaitu desa Bedulu dan desa Pejeng. Jarak dari Kota Gianyar ke lokasi kurang lebih 5 km, jarak dari lokasi ke kota Denpasar kurang lebih 26 km. Pura ini sangat mudah dikenali karena berdekatan dengan Kantor Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Bali. Lokasi sekitar pura terdiri atas areal persawahan dan pemukiman penduduk desa Pejeng (dusun Intaran). Di bagian selatan dan barat komplek Pura Kebo Edan terdapat selokan (saluran air sawah) dan persawahan subak Bedulu. Di bagian utara pura terdapat areal persawahan subak pegending. Bagian timur dibatasi oleh jalan raya (jalan aspal) dan perumahan penduduk. Dari jalan raya kita dapat menjangkau pura dengan berjalan kaki kurang lebih 50 meter  kearah barat, maka akan tiba di pelataran.

Disini terdapat sebuah Arca Ciwa dalam bentuk Bhairawa menari, tingginya 3,60 meter yang merupakan peninggalan abad XIII masehi. Arca ini menari diatas mayat dengan hiasan ular, mukanya memakai kedok dengan kemaluannya seperti bergoyang. Penduduk setempat menyebutnya sebagai Arca Kebo Edan. Kecuali arca ini, di Pura Kebo Edan juga terdapat arca raksasa dengan hiasan tengkorak dan beberapa buah arca lainnya, ada yang sudah rusak. Arca Bhairawa tersebut diperbaiki oleh Kantor Swaka Purbakala Bali tahun 1952. Kebo edan artinya Sapi Gila, pura ini terletak di desa pejng kecamatan tampaksiring, Gianyar hanya beberapa meter dari patung Artuna Bertapa. Di dalam pura ini tersimpat patung siwa dengan bentuk bhairawa yang sedang menari diatas mayat dengan ular. Patung ini memiliki tinggi 360cm dan diperkirakan di buat pada abad ke 13. orang orang memanggil patung ini dengan sebutan kebo edan. Disamping patung itu juga ada patung yang lain yang bentuknya juga besar tapi relief reliefnya sudah rusak karena sudah tua. Pura Kebo Edan adalah salah satu pura sebagai bukti bahwa ajaran Hindu Tantrayana berkembang di Bali. Ajaran Tantrayana ini berasal dari pengaruh dari Kerajaan Kediri Jawa Timur pada abad ke-13 Masehi saat Raja Kerta Nagara bertahta. Raja ini menganut agama Hindu Tantrayana. Raja Kertanegara ini kekuasaannya sampai ke Bali. Raja Kertanegara mengangkat wakilnya di Bali bernama Kebo Parud. Saat itu keagamaan Hindu di Bali mendapatkan juga pengaruh Hindu Tantrayana. Salah satu bentuk pengaruh itu adalah adanya Pura Kebo Edan di Desa Pejeng Kecamatan Tampaksiring. Di Lingkungan Pura Kebo Edan ini terdapat sebuah Arca Ciwa dalam bentuk Bhairawa menari, yang tingginya 360 cm. Bentuk Arca ini menari di atas mayat dengan hiasan ular, mukanya memakai kedok dan kemaluannya seperti bergoyang. Lingkungan Pura ini juga banyak dikunjungi wisatawan mancanegara maupun wisatawan Nusantara baik yang melakukan penelitian maupun yang hanya ingin melihat-lihat benda-benda peninggalan sejarah tersebut. Di tempat ini juga ditemukan kekunaan lain seperti Arca Raksasa dengan hiasan tengkorak serta beberapa buah arca lainnya bahkan ada yang sudah rusak.

0 Responses so far.

Posting Komentar