Senin, 13 Juni 2011 di 10.35 Diposting oleh Jaya'x 0 Comments

Sejarah dari museum gedung arca (museum Arkeologi) adalah site museum yang dalam pengelolaannya merupakan bagian dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Bali Wilayah Kerja Provinsi Bali, NTB, dan NTT (Bp3 Bali). Sejarah pendirian museum bermula dari gagasan Prof. Dr. R. P. Soejono dan Drs. Soekarto K. Atmojo mantan Kepala Dinas Purbakala Bali untuk  memanjangkan /  memamerkan benda cagar budaya (BCB) yang telah berhasil dilestarikan sejak berdirinya Jawatan Purbakala tahun 1950.


Museum Arkeologi dengan koleksi unggulan berupa benda cagar budaya dari masa prasejarah dan sejarah yang seluruhnya berasal dari hasil pelestarian di wilayaah Provinsi Bali, secara resmi dibuka oleh Dirjen Kebudayaan Republik Indonesia pada tanggal 14 September 1974

Bangunan museum di Museum Gedung Arca di didirikan di atas tanah seluas 5165 M2, dengan pembagian halamannya mengikuti pola bangunan pura yang terdiri dari tiga bagian : halaman luar, halaman tengah, dan halaman dalam. Di halaman luar (jaba sisi) terdapat sebuah wantilan yang berfungsi sebagai tempat pertemuan, di halaman tengah (jaba tengah) terdapat 5 gedung tempat memajang koleksi , dan di halaman dalam (jeroan) terdapat 8 balai pelindung yang juga berfungsi untuk memajang koleksi. Koleksi museum gedung arca terdiri dari dua kelompok berupa BCB dari masa presejarah dan sejarah. Koleksi masa prasejarah berasal  dari jaman batu  sampai zaman perunggu, dan masa – masa sejarah berasal dari abad VII M sampai abad XV M. koleksi – koleksi tersebut dipamerkan di halaman tengah, halaman dalam dan di depan Padmasana. Koleksi di halaman tengah tepatnya di Gedung A, di pamerkan koleksi dari jaman prasejarah berupa alat – alat batu seperti kapak genggam, kapak perimbas, kapak lonjong, alat – alat dari batu kecil berbentuk mata panah yang disebut mikrolith. Semua alat tersebut pada masanya di pergunakan untuk berburu dan mengumpulkan bahan makanan. Selain itu terdapat koleksi benda – benda asesoris berbahan perunggu seperti gelang, cincin, tajak, dan benda lainnya yang berfungsi sebagai bekal kubur. Gedung B, di pamerkan BCB hasil ekskavasi situs Gilimanuk pada tahun 1961, 1962, 1963. Koleksi di gedung ini berupa tempayan periuk, fosil tengkorak kera, gerabah hasil ekskavasi dan lain – lain. Seluruh BCB ini merupakan peninggalan dari masa prasejarah. Gedung J di pamerkan koleksi keramik Cina yang berdasakan ciri dan bahannya diperkirakan berasal dari abad X – XVIII (masa Dinasti Ming, Sung dan Ching). Gedung K, dipamerkan koleksi BCB dari masa sejarah, berupa Stupika tanah liat yang memuat mantra agaman Buddha (ye – te mantram). Tulisan yang terdapat pada materai tanah liat tersebut menunjukan persamaan dengan tulisan yang terdapat pada ambang pintu Candi Kalasan yang berangka tahun 778 M. selain itu dipamerkan pula benda – benda dari perunggu seperti lampu, arca, prasasti, mata uang dan alat – alat upacara yang di perkirakan berasal dari abad XIV – XV M. Koleksi di halaman dalam pada balai pelindung C, D, E, F, G, H dan I : di pamerkan sarkopagus dan tempayan yang merupakan koleksi unggulan Museum Gedong Arca, Sarkopagus Ganda salah satu alat penguburan pada masa prasejarah. Sarkopagus adalah peninggalan  masa perundagian (megalitik) merupakan hasil temuan yang berasal dari beberapa kabupaten di Bali. Sarkopagus merupakan peti batu yang berfungsi sebagai wadah kubur pada masa prasejarah. Orang – orang yang di kubur dalam sarkopagus diduga orang yang memiliki status social lebih tinggi dalam masyarakat, seperti kepala suku. Koleksi sarkopogus ini diperkirakan berumur antara 2.000 sampai 2.500.

0 Responses so far.

Posting Komentar